Friday, 28 December 2018

Adilkah??!


...hingga saat ini aku masih termangu memikirkan di mana silapku hingga rasa riangku utk pulang dicampak olehmu tanpa bersalah..Adakah kerna ku ’terbicara’ tentang sahabat dan maqam ulya maka ia menjadi dosa padaku yg tidak terampun..atau mungkin pulangnya aku ke sana sebenarnya satu bebanan ..aku bingung dalam  menahan kepedihan yg teramat
....kisah semalam bukan yg pertama, kerana maqam ulya segala baginya, jangan tersentuh walau sekilas kelak buruk padahnya...

Pahit getirnya hidup telah banyak ku lalui
dalam setiap hembusan nafas dan deraian airmata 
semua itu telah melukiskan luka tersendiri
dalam satu ruang di hati ini
...kecewa, sakit menahan setiap luka
goresan itu telah melukai batin yg sudah cukup tersiksa 
ia kian pedih oleh keterasingan hidup..semangatku kian patah
...pesanku pada hati
senyumlah andainya senyuman itu bisa menopengi kedukaan kerna kau akan lebih derita melihatkan wajahmu sengsara
ketawalah andainya tawa itu mampu mengusir kecewa kerna titisan luka pasti mengalir tanpa hati yg mengepam gembira 
Andai jasadmu kian longlai bertongkatlah dgn ucapan hasbiyallah wanikmal Wakil
bertasbih pada Ilahi dgn penuh harapan kerna nyawamu takkan berkekalan

No comments: